Tentang Politik !!! Rommy Sebut Prabowo Terbiasa Eksploitasi Istilah Ulama.
Vx - Kupang - Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy, menyebut kubu Prabowo Subianto selama ini sudah terbiasa mengeksploitasi kata 'ulama'. Menurut Rommy, dalam pidato Prabowo yang disampaikan pada Senin (14/1/2019), Prabowo beberapa kali menyebut kata ulama.
Mulai terkait tuduhan pada aparat yang disebut menginteli ulama, hingga dihubungkan dengan penghormatan dan kriminalisasi ulama.
Rommy mengaku tidak heran dengan eksploitasi kata ulama dalam pidato tersebut, karena jauh sebelumnya kubu Prabowo mempunyai track record yang sama. Prabowo misalnya menggunakan ijtima ulama untuk melegitimasi pencalonannya dalam Pilpres, padahal rekomendasi ijtima ulama itu tidak pernah dilakukan. "Prabowo juga menggunakan pangung Reuni 212 untuk tujuan politik," kata Rommy seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (16/1/2019).
Rommy menyebut, bahwa tidak masalah dengan Aksi 212 yang berlangsung pada Desember 2016 lalu. Namun saat momen itu dijadikan reuni setiap tahunnya dengan tujuan politik, maka gerakan reuni patut dipertanyakan.
"Apalagi kini nama '212' terlihat juga dieksploitasi di berbagai daerah, bahkan ada Majalah 212 di daerah Sumatera yang diterbitkan untuk tujuan politik," ujar Rommy.
Dengan rekam jejak Prabowo yang selalu mengekploitasi kata ulama ini, menurutnya, masyarakat malah makin mengetahui bahwa pasangan nomor urut 02 dalam Pilpres 2019 ini hanya menunggangi ulama untuk tujuan politik. Dan dalam kenyataannya, sebut Rommy, Prabowo tidak pernah dekat dengan lingkungan ulama dan santri.
"Masyarakat saat ini sudah mengetahui, mana pihak yang memang benar-benar berpihak pada ulama, dan mana yang hanya menunggangi dan mengeksploitasi," tambah Rommy.
Rommy yakin, kalangan ulama dan santri yang selama ini dekat dengan ulama akan memilih pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Sebab mereka mengetahui, bahwa kebijakan Presiden Jokowi selama ini berpihak pada santri dan ulama.
Mulai terkait tuduhan pada aparat yang disebut menginteli ulama, hingga dihubungkan dengan penghormatan dan kriminalisasi ulama.
Rommy mengaku tidak heran dengan eksploitasi kata ulama dalam pidato tersebut, karena jauh sebelumnya kubu Prabowo mempunyai track record yang sama. Prabowo misalnya menggunakan ijtima ulama untuk melegitimasi pencalonannya dalam Pilpres, padahal rekomendasi ijtima ulama itu tidak pernah dilakukan. "Prabowo juga menggunakan pangung Reuni 212 untuk tujuan politik," kata Rommy seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (16/1/2019).
Rommy menyebut, bahwa tidak masalah dengan Aksi 212 yang berlangsung pada Desember 2016 lalu. Namun saat momen itu dijadikan reuni setiap tahunnya dengan tujuan politik, maka gerakan reuni patut dipertanyakan.
"Apalagi kini nama '212' terlihat juga dieksploitasi di berbagai daerah, bahkan ada Majalah 212 di daerah Sumatera yang diterbitkan untuk tujuan politik," ujar Rommy.
Dengan rekam jejak Prabowo yang selalu mengekploitasi kata ulama ini, menurutnya, masyarakat malah makin mengetahui bahwa pasangan nomor urut 02 dalam Pilpres 2019 ini hanya menunggangi ulama untuk tujuan politik. Dan dalam kenyataannya, sebut Rommy, Prabowo tidak pernah dekat dengan lingkungan ulama dan santri.
"Masyarakat saat ini sudah mengetahui, mana pihak yang memang benar-benar berpihak pada ulama, dan mana yang hanya menunggangi dan mengeksploitasi," tambah Rommy.
Rommy yakin, kalangan ulama dan santri yang selama ini dekat dengan ulama akan memilih pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Sebab mereka mengetahui, bahwa kebijakan Presiden Jokowi selama ini berpihak pada santri dan ulama.
Apa Komentarmu